Tentang Birat-Birat

Birat-birat itu adalah
Biru lebam yang belum padam
Seakan cakaran yang cukup dalam
Pada tubuh dan jiwamu
Takkan kau lupakan
Meskipun bertahun lamanya
Meskipun dia sudah lama mati
Dendam marah itu masih sebati
Marak kesumat
Merah meligat
Api kecewa seorang anak yang terbangsat.

On Plucking the Bitter Fruit

They asked me to describe 
what it is that
I am feeling right now:

The disappointment of a son
and the alienation of a man
the bitterness of hopes
and the sweetness of vindication
the smallness of petty disagreements
and the enormity of loss
even if it is just the losing of you

I buried you yesterday
and I accepted your mantle
but I refuse this myth-making
this farce of false memories

You left us yesterday
but I left you long ago.

On Winning

I came home and
opened the door
It was early morning
and my cat meowed
welcoming me home

I stooped down to pet her
with tears in my eyes, saying
“You won, Monkey. You won.”

On Passing Away

Gaunt and thin
Shallow breath
Frenzied beat
and then a sharp swift fall

He takes a final breath
and leaps heavenward
leaving us behind to
grieve.

Tentang Pergelutan Setiap Malam

Setiap malam
kau harus bergelut dengan
suara bisik desisan yang
mengumpan gundah dan amarah:
kau tak layak
kau tak mampu
siapa engkau
apa hak kau

Dan setiap malam
kau tak mampu terlelap
mata parau memandang ke
siling bilik yang mengejek mencebik:
kau pasti gagal
kau anak tersial
kenapa engkau
mengapa kau

Setiap malam
kalaulah mampu ingin aku
pinjamkan selaut kasih dari
hati tulus ini agar menjadi
perisai yang melindungimu dari
bisik cebik itu
dan menyelimutimu 
agar lena dibuai kasihsayang 
selamat dalam teduhan tenang. 

Tentang Jalan Mustaqim

Sewaktu aku masih muda
Aku sering membayangkan
Masa depan yang penuh petualangan
Pancaroba dunia yang mendewasakan
Pentas puji yang memuliakan

Dan kini, di usia begini
Aku lebih mengerti
Bahwa kehidupan panjang ini
Hanya sedetik di mata Ilahi

Dan seluruh dunia tercipta ini
Hanyalah satu gelanggang uji
Yang memaknakan hina dan seri insani
Setiap darjah rendahtinggi
Hanya terukur dari iman dan amal abdi
Semuanya diatur sejak azali
Menurut dustur Tuhan ikrami

Maka aku insaf mengenangkan
Kerdil hina seorang insan
Segala adu perang
Semua tuah malang
Setiap jatuh julang
Hanya umpama debu jalanan
Di jalan mustaqim kewujudan.