Tentang Jalan Mustaqim

Sewaktu aku masih muda
Aku sering membayangkan
Masa depan yang penuh petualangan
Pancaroba dunia yang mendewasakan
Pentas puji yang memuliakan

Dan kini, di usia begini
Aku lebih mengerti
Bahwa kehidupan panjang ini
Hanya sedetik di mata Ilahi

Dan seluruh dunia tercipta ini
Hanyalah satu gelanggang uji
Yang memaknakan hina dan seri insani
Setiap darjah rendahtinggi
Hanya terukur dari iman dan amal abdi
Semuanya diatur sejak azali
Menurut dustur Tuhan ikrami

Maka aku insaf mengenangkan
Kerdil hina seorang insan
Segala adu perang
Semua tuah malang
Setiap jatuh julang
Hanya umpama debu jalanan
Di jalan mustaqim kewujudan.

Tentang Deruan Hari

Dalam deruan hari-harimu 
Apakah mungkin terlintas di fikiranmu
Bahawa semua gembar-gembur kehidupan seharian ini
Adalah umpama buih-buih pada wajah samudera
Terlambung seketika di udara
Terwujudnya sedetik cuma
Dan akhirnya terlucut dari pentas dunia?

Tentang Jenuh Pencarian

Jenuh kau mencari 
Jalan pulang ke azali
Setapak demi setapak
Kau harungi titian rapuh
Kau susuri setiap selekoh

Dan kini akhirnya
Kau bertemu jalan penghujung
Setiap onak duri
Setiap luka ngeri
Telah mengiring kau ke sini

Kini, di medan ini
Segala dosa pahala
Segala gundah gembira
Segala sengit saksama
Tamat dan bersemadi
Pupus tiada kembali.

On Icebergs

Everyone you meet today
is an iceberg:
what you see is what is
above the surface,
but underneath the waves is
a universe of hidden things:
Love and
Pain and
Joy and
Lust and
Hurt and
everything else that makes you and I
Real.

Tentang Secangkir

Secangkir kopi semanis puan 
Buat pembuka hari terindah
Syukur hati bertindan-tindan
Kasih adinda perawat gundah.

On My Undivided Time

All I can give you
is my undivided time,
here and now,
to listen to
what you have to say.

To sympathise,
to commiserate,
to suggest,
to advise.

There is not much else
that I can give,
or would want to give.

This is it.
Take it as it is.