On the Dragon’s Nine Dashes

The cowlick tongue, afire, affeared
The dragon sheds its gown of shame
This lake of fire, it smoulders red
A prize for thwarted dreams inflamed 

The tongue it flicks across these shores
The belt and road, now bully's gall 
Indignant protests all ignored
Incursion curses neighbours all

In gaped amazement nations grieve
Audacious claim encinders trust
The strong shall seize what they can seize
The weak shall suffer what they must.

Tentang Keinsafan di Pinggir Lobi Hotel

Sambil menghirup kopi termahal 
Di lobi hotel terpaling elit
Merenung susur hayat berbelit
Ternyata rezki tiada terbatal

Walau payah sering membakar
Namun kini setimpal semua
Sungguhpun usia tetap menduga
Tatap teguh mengakar sabar.

Tentang Pelarian

Aku mau lari
Lari dari diri sendiri
Dari tebing jiwa yang bergerigi
Yang memanggilrayu jiwa yang sepi -
Sendiri, sendiri memperingati
Bahwa malam ini mendesak
Walau jiwa terbenam sesak -
Aku harus tenang disini
Bertafakur menunggu pagi.

Tentang Akad Berahi

Kau semak wajah mulus itu
Buat kesekian kalinya
Pada dinding cermin
Yang membingkaikan gemilang parasmu
Yang melontarkan gema ranum 
Ke setiap sudut kamar gelap itu. 

Dan gemilang wajah itulah
Yang kau umpankan
Pada setiap mata liar
Yang khusyuk menjilatjalar
Pada setiap sudut wajah itu
Pada setiap inci sosok itu
Panas darah mengomboh debar
Hangat syahwat meruntuh sabar

Dan lewat malam nanti
Kau semak wajah mulus itu lagi
Merah gincu tercalit mereng
Rambut kusut terbingkai asing
Sudut kamar menjadi saksi
Gelap lazat akad berahi.