#626 Tentang Kenangan Yang Telah Berlalu

Dari masa ke masa
Dalam saat tenang
Aku merenung halus
Kenangan terluka

Saat aku hulurkan
Sebingkis harapan tulus
Dan aku sematkan
Ke dalam tanganmu

Hinanya bingkisan itu
Dimatamu
Lalu kau humban
Dan kau injak
Kau anggap jijik
Dan kau tolak

Kini serpihan harapan itu
Yang aku kutip
Satu persatu
Telah aku tanam
Dan aku siram
Mekar meranum
Wangi mengharum

Tapi kau takkan tahu
Semua itu
Kau cuma kenangan
Yang sudah berdebu
Datang dan berlalu.

#625 Tentang Keengganan

Kalau inilah yang dikatakan
Arus perdana jalur pemikiran
Bangsa yang megah mangaku tuan
Adab nilai lapuk tersadai
Menang sorak maruah tergadai

Maka aku lebih rela dipencilkan
Sepak terajang tak kuhiraukan
Hilai tawa tak kuendahkan

Lenanglah engkau dengan harta dan kuasa
Aku enggan berkubang sama.

#624 On Being Your Jiminy Cricket

Am I your Jiminy Cricket
The voice of your frail, dimmed conscience?
The one you turn to
When you need the strength
To be the person
You’ve always known you ought to be?

Or am I just another member of
Your sprawling audience?
An unwitting witness to your witless schemes
The unremitting pursuit of
Your faded dreams?

#623 On Walking Away From The Maimed

Just watch me walking away
Riding off into my own private sunset
Alone, but unhurt

I sought my own refuge
From your games
And here I am
Intact and ungrateful
- or so you would say

I refuse to be one of the maimed
And those who have remained
They will bear their own scars, in time

Goodbye.
I have no more tears left to cry.